Langsung ke konten utama

Ringkasan Cerita Filim Target 2018

Ringkasan Cerita Filim Target 2018

Ringkasan Cerita Filim Target 2018
Ringkasan Cerita Filim Target 2018
Ringkasan Cerita Filim Target 2018, lebih anggun daripada Hangout (2016). Sesama komedi meta di mana para pemeran memerankan diri sendiri bercampur misteri whodunit, proses Raditya Dika mempermainkan image jajaran pemainnya di Target jauh lebih berhasil. Dia memberi Cinta Laura kesempatan jadi sosok paling tangguh. Dia memberi penokohan tak terduga kepada Willy Dozan dan Samuel Rizal  yang tak pernah kita kira ingin kita lihat. Tapi kita ingin melihat Ria Ricis kena batunya tanggapan lawakan-lawakan tak lucu ciri khasnya, dan Radit pun memperlihatkan itu. Walau Hangout juga bermain-main dengan image dunia faktual itu, dalam Target tugas mereka signifikan dan punya momen puncak masing-masing. Radit menepi, membiarkan sorotan terbagi rata, membuka kesempatan bagi humor yang lebih variatif. Alhasil, jadilah film soal ensemble cast, bukan “Radit dan kawan-kawan”.

Target

Kredit pembukanya pribadi menggigit lewat desain grafis yang mengingatkan akan karya-karya Saul Bass yang jadi langganan Alfred Hitchcock. Pun ditambah musik suspense garapan Andhika Triyadi (Dear Nathan, Dilan 1990, Warkop DKI Reborn: Jangkrik Boss) aroma Hitichcockian seketika merebak, mengawali pertemuan sembilan selebritis yang bermain bersama dalam film berjudul Target: Raditya Dika, Cinta Laura Kiehl, Samuel Rizal, Willy Dozan, Abdur Arsyad, Hifdzi Khoir, Ria Ricis, Romy Rafael, Anggika Bolsterli. Mengharapkan proses cepat nan mudah selama sehari, para pesohor ini justru mendapati diri mereka tengah dikurung sosok misterius bertopeng berjulukan Game Master di sebuah gedung kosong. Bukan itu saja, mereka dipaksa melaksanakan aneka macam permainan maut sembari direkam gerak-geriknya melalui kamera yang tersebar di tiap sudut gedung. Game Master ingin membuat film yang nyata, dengan konflik nyata, serta final hayat nyata.

Jalan Cerita Target

Penjahat bertopeng, perangkap dengan perintah dilematis yang memaksa para korban mengorbankan diri sendiri atau orang lain, mudah Target ialah modifikasi dari Saw. Hanya saja tiada peralatan canggih dengan cara kerja rumit, lantaran perangkapnya monoton, cuma “lubang lantai” dan pistol. Hanya ada hidup atau mati, tanpa ada kehilangan bersifat parsial. Dampaknya, ketika seseorang meregang nyawa, momen itu cuma numpang lewat. Apalagi karakternya menganggap kematian-kematian itu kolam angin lalu. Terdapat beberapa adegan perkelahian dengan sanksi kurang meyakinkan, canggung, meski salah satunya membuat Cinta Laura terlihat badass sementara satu momen lain bakal membuat penonton bersorak, khususnya bagi yang menghabiskan masa kecil bermain tugas sebagai tokoh-tokoh dalam sinetron berkelahi Deru Debu (1994-1996) menyerupai saya.

Perangkapnya memang bersifat sekunder. Bagaimana para korban menyikapi perangkap itulah yang diutamakan. Karena bukan slasher yang bergerak secara “kill-and-run”, Target bisa menjalin dinamika tersebut. Willy Dozan si legenda berkelahi diubah jadi laki-laki genit yang membenci kekerasan dan berjualan obat anti-wasir. Samuel Rizal yang rasanya seumur hidup terjebak oleh typecast Adit si laki-laki keren dalam dua film Eiffel...I’m In Love tampil memparodikan image itu, sebagai laki-laki yang besar hati atas status selebritisnya dan acap kali bertingkah kurang arif karenanya. Dari situ komedinya bisa bekerja. Kita suka melihat seseorang memerankan sosok yang berlawanan dengan tipenya. Ada satu potensi lain, yakni Anggika Bolsterli sebagai aktris yang mengkhawatirkan tampang selaku asetnya, sayang opsi itu urung dimanfaatkan. Menyenangkan melihat nama-nama di atas memperoleh fokus besar, lantaran “dick jokes” murahan terperinci terdengar lebih lucu ketika dilontarkan Samuel Rizal ketimbang Raditya Dika dengan gaya yang kita sudah hafal betul.

Apakah Target film pintar? Tentu tidak. Beberapa permainan mautnya tidak diberi aturan pasti, yang mengakibatkan intensitas minimalis, dan ketika permainan itu dikaitkan dengan motif pelaku yang diungkap di paruh akhir, modus operandinya menyisakan setumpuk pertanyaan di ranah logika pula menghadirkan kesan penggampangan. Radit enggan repot-repot memikirkan segenap detail tadi, terpenting ada permainan misterius plus twist soal pelaku. Mungkin kesederhanaan pikir itu yang ada di kepalanya. Tapi berkat kesederhanaan itu, Radit lebih mudah menjalin konstruksi yang rapi. Dia menyempatkan diri menebar petunjuk, sehingga walau ditempatkan bukan dengan cara yang memancing keterlibatan penonton memecahkan teka-teki, tatkala jawaban diungkap, poin-poinnya saling terhubung, meninggalkan saya dengan rasa puas ketimbang kesan tiba-tiba nan dipaksakan.

Mengapa lagi-lagi Raditya Dika membuat meta whodunit? Entahlah. Mungkin ia tidak puas dengan eksperimen perdananya dua tahun lalu, mungkin beliau memang menyayangi konsep itu, atau mungkin sekedar “cari gampang” lantaran beliau tidak perlu membuat abjad (plus lelucon) yang sepenuhnya baru, melainkan cukup sedikit menggali kemudian memparodikan image jajaran nama-nama tenar. Namun berapa banyak sineas kita berani menjamah ranah itu? Tidak banyak. Berapa banyak film liburan secara umum, atau lebaran secara khusus, yang bersedia melangkah ke sana alih-alih mengangkat konsep familiar macam horor dan sajian religius? Jauh lebih sedikit. Saya akan menyambut gembira kalau Raditya Dika terus kembali lewat eksperimennya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

The Ultimate Cure Gout Naturally in Home Trick

The Ultimate Cure Gout Naturally in Home Trick - There are plenty of methods someone can utilize to help eradicate gout. It needs to be treated properly in order to keep the pain at pain. If you wish to cure gout naturally, AgenBettingOnline.com AgenBettingOnline.com you want to understand how to continue to keep purines out of your entire body and the acid flushed. It is not advised to leave gout untreated for long since the disorder can worsen. Gout is the most frequent medical condition in regard to arthritis. Pseudo gout is a health condition that is often mistaken for gout. There are a number of different methods to deal with gout. You also need to learn how to recognize and treat Gout. If you're a drinker suffering with gout, then you're doing more damage than good. Thus, the reason behind gout is a physical condition that you can control. If you are afflicted with gout, then you are aware of how painful it can be. Gout is believed to be a painful k...

Choosing How to Use Bitcoin

Choosing How to Use Bitcoin - The use is a key-factor so, I believe whether any crypto enthusiast can enable the little retailer throughout the street to accept Bitcoin, the entire thing will begin growing. On the 1 hand, the use of Bitcoin is still quite limited, on the flip side, there's a danger of constantly carrying its digital money with it. AgenBettingOnline.com There's no need to use email or contact number. To begin with, you'll need to choose the quantity you want to buy. Put simply, it is a need to know basis. The very first step is to validate the idea depending on the hypothese. Just as it is a excellent concept to diversify in the stock market, it is a fantastic concept to diversify in crypto. In some instances, it may even be wise to have it notarized. When investing in crypto is a excellent notion to diversify, and investors have various techniques to do it. The point is to use the blockchain for a type of decentralized data confirmation serv...

Ringkasan Cerita Filim Bad Samaritan 2018

Ringkasan Cerita Filim Bad Samaritan 2018 Ringkasan Cerita Filim Bad Samaritan 2018 Ringkasan Cerita Filim Bad Samaritan 2018, Bad Samaritan menampilkan Robert Sheehan sebagai Sean Falco, sang protagonis yang bersama rekannya, Derek (Carlito Olivero), menjalankan agresi perampokan berkedok parkir valet di sebuah restoran. Modus operandinya, salah satu dari keduanya akan menyatroni rumah korban dengan memanfaatkan GPS dalam mobil, kemudian mengambil barang-barang kecil biar korban tak menyadari agresi tersebut. Sean dan Falco pikir metode itu menjamin mereka lolos, tapi tidak, lantaran Bad Samaritan memastikan kejahatan itu, serta hal-hal jelek lain yang Sean perbuat (sengaja/tidak, besar/kecil) akan mendapatkan balasan. Ini bukan soal justifikasi kriminalitas atau kebodohan muda-mudi yang berbuat tanpa pikir panjang, sebagaimana bertebaran di banyak menu thriller , melainkan soal penebusan kesalahan, dan itu yang membuatnya menarik. Bad Samaritan Melalui naskahnya, Brando...