Langsung ke konten utama

Ringkasan Cerita Filim Kulari Ke Pantai 2018

Ringkasan Cerita Filim Kulari Ke Pantai 2018

Ringkasan Cerita Filim Kulari Ke Pantai 2018, Kulari ke Pantai yakni kesederhanaan spesial. Tidak ada informasi beraroma politis, konflik provokatif, maupun permasalahan sosial kompleks dengan potensi kontroversi. Memang terdapat relevansi soal pesan menyayangi bahasa dan alam Indonesia serta orang-orang tercinta kita yang hidup di dalamnya, tapi kemasan ringan bernuansa ceria menghasilkan tontonan yang terasa tulus. Film yang bisa memunculkan senyum, tawa, kebahagiaan, kehangatan, bahkan kedamaian hati, yang sekarang makin mahal harganya, terang spesial. Saya pun ingin segera ikut berlari ke pantai bersama tokoh-tokohnya.

Ringkasan Cerita Filim Kulari Ke Pantai 2018
Ringkasan Cerita Filim Kulari Ke Pantai 2018

Kulari Ke Pantai

Di tangan yang salah, Kulari ke Pantai bisa berujung iklan layanan masyarakat dan pariwisata semata. Tapi Riri Riza selaku sutradara beserta pengalamannya membesut Petualangan Sherina (1999) hingga Laskar Pelangi (2008) piawai mengemas rasa. Ketimbang terang-terangan menjejalkan deretan pesan di atas, terlebih dulu beliau coba menghanyutkan penonton dalam aliran emosi positif, sehingga pesan sanggup terserap, diamini dengan sendirinya. Suasana eksklusif dibangun semenjak momen pembuka penuh semangat beriringkan lagu Selamat Pagi. Musik memang berjasa membangun suasana konkret film ini, tak terkecuali lewat lagu tema Kulari ke Pantai (juga dibawakan RAN) yang begitu nyaman di telinga, pun takkan segera lenyap dari ingatan.

Jalan Cerita Kulari Ke Pantai

Dua sepupu, Sam (Maisha Kanna) dan Happy (Lil’li Latisha), kembali bertemu, untuk mendapati keduanya sudah tak saling cocok. Sam, si anak pantai asal Rote, Nusa Tenggara Timur yang hobi berselancar, merasa Happy, si anak kota yang manja juga selalu bicara memakai Bahasa Inggris, telah berubah jadi bocah sombong. Sebaliknya, Happy memandang rendah Sam dengan segala “kekampungannya”. Cara pandang Happy mewakili standar “racun” yang kerap dianut masyarakat modern, mulai terkait kesan keren dalam acara berbahasa Inggris, hingga anggapan bahwa kulit hitam dan rambut merah hasil terbakar sinar matahari berlawanan dengan definisi “cantik”.

Bersama sang ibu, Uci (Marsha Timothy), Sam menyusun rencana melaksanakan perjalanan berdua dari Jakarta menuju Banyuwangi guna bertemu peselancar idolanya di pantai G-Land. Rencana itu “terganggu” oleh seruan Kirana (Karina Suwandi), ibu Happy, biar puterinya turut serta. Hal itu bertujuan untuk mendekatkan lagi ia dengan Sam, sekaligus mengajarkan Happy satu-dua pelajaran berharga supaya kemanjaannya berkurang. Melepas gadis berusia 10 tahun secara mendadak dalam perjalanan jauh meski bersama saudara sendiri rasanya sulit dipercaya. Untungnya, babak proses, selaku titik esensial road movie, tak mempunyai kejanggalan serupa.  Bagaimana para huruf berubah, kemudian saling mendapatkan dan memaafkan, semua beralaan kuat. Setidaknya, hasil yang didapat terjadi pasca beberapa pengalaman berharga, bukan alasannya ketiba-tibaan layaknya sihir.

Kedua bintang cilik bermain apik, sanggup melontarkan baris demi baris kalimat secara natural, pintar pula bermain emosi, tatkala duduk masalah lebih banyak didominasi pemain drama cilik terkait emosi tak pernah jauh dari luapan yang datar atau justru berlebihan. Kulari ke Pantai merupakan debut bagi Maisha dan Lil’li, dan saya bisa melihat masa depan cerah untuk karir film keduanya, yang bisa menjalin interaksi menyenangkan antara dua sosok berlawanan. Walau sekilas begitu berlainan, sejatinya mereka setipe, sama-sama mesti berurusan dengan ego masing-masing. Di antara bocah-bocah ini ada Marsha Timothy yang tak pernah tampak bagai “alien” dalam dunia para bocah. Pasca Marlina yang kelam, keras, nan brutal, memerankan Uci yakni bukti luasnya jangkauan akting sang aktris.

Jalur yang diambil naskah buatan Gina S. Noer (Habibie & Ainun, Posesif), Mira Lesmana (AADC?, Laskar Pelangi), Riri Riza, dan Arie Kriting (5 Cowok Jagoan: Rise of the Zombies), bahwasanya bukan jalur terbaik. Alurnya diisi setumpuk rintangan yang berdesak-desakan dalam durasi 112 menit, namun lebih banyak didominasi tak mempunyai konflik mendalam. Gempuran permaalahannya tipis, gampang terselesaikan, tapi menumpuk hingga terasa penuh sesak. Sisanya lebih banyak menampilkan acara jalan-jalan plus eksplorasi suasana destinasi alam. Untung, guliran kisahnya berhasil menangkap esensi indah sebuah perjalanan. Menemukan kawasan baru, orang-orang baru, kemudian menjalin persaudaraan gres pula dengan mereka.

Terpenting, sebagai film anak, Kulari ke Pantai tampil menyenangkan. Komedi yang ditangani Arie Kriting tampil efektif, sewaktu tiap lokasi konsisten menyimpan “ranjau” yang siap meledakkan gelak tawa. Saya bakal selalu mengingat Kulari ke Pantai sebagai salah satu film yang paling sukses memanfaatkan bakat jajaran komika yang tampil dalam porsi secukupnya. Kuantitas bukan prioritas utama, melainkan kualitas, berkat penokohan unik dilengkapi hook yang diubahsuaikan dengan kelebihan tiap komika. Kemungkinan besar Mukhidi (Dodit Mulyanto) si pemilik homestay yang berisik akan jadi favorit penonton. Saya tidak duduk masalah menginap di kawasan Mukhidi selama bisa mencicipi kebahagiaan dan kedamaian sebagaimana dirasakan tokoh-tokoh film ini.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

The Ultimate Cure Gout Naturally in Home Trick

The Ultimate Cure Gout Naturally in Home Trick - There are plenty of methods someone can utilize to help eradicate gout. It needs to be treated properly in order to keep the pain at pain. If you wish to cure gout naturally, AgenBettingOnline.com AgenBettingOnline.com you want to understand how to continue to keep purines out of your entire body and the acid flushed. It is not advised to leave gout untreated for long since the disorder can worsen. Gout is the most frequent medical condition in regard to arthritis. Pseudo gout is a health condition that is often mistaken for gout. There are a number of different methods to deal with gout. You also need to learn how to recognize and treat Gout. If you're a drinker suffering with gout, then you're doing more damage than good. Thus, the reason behind gout is a physical condition that you can control. If you are afflicted with gout, then you are aware of how painful it can be. Gout is believed to be a painful k...

Choosing How to Use Bitcoin

Choosing How to Use Bitcoin - The use is a key-factor so, I believe whether any crypto enthusiast can enable the little retailer throughout the street to accept Bitcoin, the entire thing will begin growing. On the 1 hand, the use of Bitcoin is still quite limited, on the flip side, there's a danger of constantly carrying its digital money with it. AgenBettingOnline.com There's no need to use email or contact number. To begin with, you'll need to choose the quantity you want to buy. Put simply, it is a need to know basis. The very first step is to validate the idea depending on the hypothese. Just as it is a excellent concept to diversify in the stock market, it is a fantastic concept to diversify in crypto. In some instances, it may even be wise to have it notarized. When investing in crypto is a excellent notion to diversify, and investors have various techniques to do it. The point is to use the blockchain for a type of decentralized data confirmation serv...

Ringkasan Cerita Filim Bad Samaritan 2018

Ringkasan Cerita Filim Bad Samaritan 2018 Ringkasan Cerita Filim Bad Samaritan 2018 Ringkasan Cerita Filim Bad Samaritan 2018, Bad Samaritan menampilkan Robert Sheehan sebagai Sean Falco, sang protagonis yang bersama rekannya, Derek (Carlito Olivero), menjalankan agresi perampokan berkedok parkir valet di sebuah restoran. Modus operandinya, salah satu dari keduanya akan menyatroni rumah korban dengan memanfaatkan GPS dalam mobil, kemudian mengambil barang-barang kecil biar korban tak menyadari agresi tersebut. Sean dan Falco pikir metode itu menjamin mereka lolos, tapi tidak, lantaran Bad Samaritan memastikan kejahatan itu, serta hal-hal jelek lain yang Sean perbuat (sengaja/tidak, besar/kecil) akan mendapatkan balasan. Ini bukan soal justifikasi kriminalitas atau kebodohan muda-mudi yang berbuat tanpa pikir panjang, sebagaimana bertebaran di banyak menu thriller , melainkan soal penebusan kesalahan, dan itu yang membuatnya menarik. Bad Samaritan Melalui naskahnya, Brando...