Langsung ke konten utama

Ringkasan Cerita Filim Animal World 2018

Ringkasan Cerita Filim Animal World 2018

Ringkasan Cerita Filim Animal World 2018, Animal World punya salah satu trailer paling menipu. Saya berkewajiban mengungkap itu biar anda tidak keliru memasang ekspektasi. Adaptasi lepas dari manga Tobaku Mokushiroku Kaiji karya Nobuyuki Fukumoto ini bukan Deadpoolesque mengenai agresi bertabur warna seorang pendekar super berkostum badut mirip nampak di banyak sekali bahan promo. Bayangkan Sucker Punch (2011) milik Zack Snyder, tapi dengan sanksi yang tak semata bergantung pada sekuen fantasi, melainkan punya pondasi alur solid yang sedikit menyenggol film-film klasik bertema judi kartu macam God of Gamblers (1989).

Ringkasan Cerita Filim Animal World 2018
Ringkasan Cerita Filim Animal World 2018

Animal World

Sederet adegan badut menebas monster-monster yang menyemprotkan darah kolam cat beraneka warna berasal dari kondisi mental Zheng Kaisi (Li Yifeng), yang menyebut dirinya gila, dan setiap emosinya tersulut, Zheng akan bertransformasi menjadi pendekar badut yang sewaktu kecil ia tonton di layar kaca. Tentu semua hanya di kepalanya saja. Monster yang dihadapi pun hanya manifestasi dari orang-orang di sekitar yang mengganggu pikirannya. Nakah buatan Han Yan (Go Away Mr Tumour), yang turut menduduki dingklik sutradara, terang tak menyasar ketepatan presentasi ilmu psikologi, alasannya yaitu seiring memuncaknya konflik, sikap Zheng terlalu hening untuk ukuran penderita gangguan emosi.

Jalan Cerita Animal World

Zheng terbelit kesulitan finansial. Sang ibu telah koma bertahun-tahun dan ia makin sulit melunasi biaya perawatan rumah sakit. Bantuan kerap didapat dari perawat sekaligus temannya semenjak kecil, Liu Qing (Zhou Dongyu), yang juga merupakan pujaan hati Zheng, namun keuangan cekak membuatnya ragu menyatakan cinta. Putus asa, ia terpaksa mendapatkan “bisikan setan” dari sobat lamanya, Li Jun (Cao Bingkun) biar menggadaikan apartemen ibunya, hanya untuk mendapati rujukan kekejaman dunia di mana orang-orang saling tipu dan tikam demi materi.

Singkatnya, Zheng justru terjebak hutang besar, dan untuk melunasinya, ia mesti berada di Animal World, sebuah panggung permainan di kapal pesiar yang dikelola Anderson (Michael Douglas, yang keberadaannya hanya untuk memberi “rasa Hollywood”), di mana para penerima saling bertarung demi melunasi hutang, sementara orang-orang kaya belakang layar menyaksikan dengan nyaman sambil bertaruh siapa yang bakal keluar sebagai pemenang. Walau mirip dunia bawah tanah imajiner, Animal World sejatinya cerminan realita kita. Peserta saling tipu, berkhianat, menanggalkan budbahasa serta nilai-nilai kemanusiaan demi keselamatan pribadi dan (lagi-lagi) materi. Dalam Animal World, Zheng, mirip keseharian kita, menjalani proses sarat ujian. Dia harus bertahan sembari menolong beberapa pihak yang bekerja sama dengannya, di tengah godaan biar memenangkan ego. Perjalanan Zheng pun memunculkan pesan yang tak lekang oleh waktu, bahkan bertambah penting seiring kondisi dunia kita yang makin mirip Animal World.

Penonton dengan hati nurani tentu berharap Zheng tetap bertahan di jalur, meski penokohannya penuh kesan dadakan. Dari pecundang menyedihkan nan pemalas, ia jadi jeli, taktis, cekatan, bahkan mahir matematika. Belakangan diungkap ayah Zheng merupakan guru matematika, elemen karakterisasi yang urung dijabarkan selaku pondasi di awal, sehingga sulit rasanya eksklusif mendapatkan fakta itu begitu saja. Pun status “anak guru matematika” bukan alasan memadahi melihat kompleksitas permainan yang dijalankan, yakni batu-kertas-gunting berbentuk kartu. Tiap penerima diberi 3 bintang plus 6 kartu yang sanggup bertambah maupun berkurang seiring waktu. Mereka yang sehabis 4 jam mempunyai minimal 3 bintang dan tidak satu pun kartu, dinyatakan lolos.

Terdengar gampang, tapi sebagaimana kita tahu, kartu remi di level pos ronda saja butuh hitung-hitungan rumit kalau ingin menjadi ahli, apalagi dikala nyawa dipertaruhkan dan melibatkan puluhan orang beradu taktik penuh trik psikolologis dan matematika. Terdapat momen-momen kala protagonis kita tersudut, dan sulit menebak bagaimana caranya keluar dari kesulitan itu.  Hebatnya, Han Yan senantiasa memperlihatkan resolusi cerdik, menimbulkan proses pencarian solusi darurat secara cepat berlangsung menarik berkat penantian atas apa yang bakal dilakukan Zheng berikutnya. Begitu terungkap, kepuasaan selalu saya peroleh.

Barisan taktik kompleks sering Zheng pakai, dan Han Yan coba menjabarkannya lewat kemasan visual kreatif yang turut bertujuan memudahkan pemahaman penonton. Mungkin kesudahannya tetap sulit mencerna seluruh detailnya, namun sang sutradara telah melaksanakan perjuangan terbaiknya. Sisanya, tinggal mau (dan mampu) atau tidak penonton memperhatikan. Sekali kita menyerap permainannya, Animal World akan menghadirkan pertarungan otak sekaligus mental menarik pula dinamis, yang memudahkan kita memaafkan “promosi tipu-tipu” miliknya.

Di luar yang mempunyai kegunaan memperjelas jalannya permainan, tersebar banyak visual bergaya (termasuk semua adegan agresi brutal Zheng dalam kostum badut) yang sesungguhnya, lebih banyak didominasi kurang substansial. Setidaknya, niat Han Yan membuai mata kita layak diapresiasi. Dia ingin filmnya terlihat menawan, dan itu pula yang terpampang di layar. Kembali, berbeda dengan Snyder di Sukcer Punch yang hanya mengandalkan kemewahan sekuen agresi fantasi guna menutupi kekosongan plot, dalam Anima World, unsur itu berfungsi mempercantik, alias hal sekunder. Meski bila diajukan pertanyaan “perlukah semua itu?”, saya bakal menjawab, “mungkin tidak”.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

The Ultimate Cure Gout Naturally in Home Trick

The Ultimate Cure Gout Naturally in Home Trick - There are plenty of methods someone can utilize to help eradicate gout. It needs to be treated properly in order to keep the pain at pain. If you wish to cure gout naturally, AgenBettingOnline.com AgenBettingOnline.com you want to understand how to continue to keep purines out of your entire body and the acid flushed. It is not advised to leave gout untreated for long since the disorder can worsen. Gout is the most frequent medical condition in regard to arthritis. Pseudo gout is a health condition that is often mistaken for gout. There are a number of different methods to deal with gout. You also need to learn how to recognize and treat Gout. If you're a drinker suffering with gout, then you're doing more damage than good. Thus, the reason behind gout is a physical condition that you can control. If you are afflicted with gout, then you are aware of how painful it can be. Gout is believed to be a painful k...

Choosing How to Use Bitcoin

Choosing How to Use Bitcoin - The use is a key-factor so, I believe whether any crypto enthusiast can enable the little retailer throughout the street to accept Bitcoin, the entire thing will begin growing. On the 1 hand, the use of Bitcoin is still quite limited, on the flip side, there's a danger of constantly carrying its digital money with it. AgenBettingOnline.com There's no need to use email or contact number. To begin with, you'll need to choose the quantity you want to buy. Put simply, it is a need to know basis. The very first step is to validate the idea depending on the hypothese. Just as it is a excellent concept to diversify in the stock market, it is a fantastic concept to diversify in crypto. In some instances, it may even be wise to have it notarized. When investing in crypto is a excellent notion to diversify, and investors have various techniques to do it. The point is to use the blockchain for a type of decentralized data confirmation serv...

Ringkasan Cerita Filim Bad Samaritan 2018

Ringkasan Cerita Filim Bad Samaritan 2018 Ringkasan Cerita Filim Bad Samaritan 2018 Ringkasan Cerita Filim Bad Samaritan 2018, Bad Samaritan menampilkan Robert Sheehan sebagai Sean Falco, sang protagonis yang bersama rekannya, Derek (Carlito Olivero), menjalankan agresi perampokan berkedok parkir valet di sebuah restoran. Modus operandinya, salah satu dari keduanya akan menyatroni rumah korban dengan memanfaatkan GPS dalam mobil, kemudian mengambil barang-barang kecil biar korban tak menyadari agresi tersebut. Sean dan Falco pikir metode itu menjamin mereka lolos, tapi tidak, lantaran Bad Samaritan memastikan kejahatan itu, serta hal-hal jelek lain yang Sean perbuat (sengaja/tidak, besar/kecil) akan mendapatkan balasan. Ini bukan soal justifikasi kriminalitas atau kebodohan muda-mudi yang berbuat tanpa pikir panjang, sebagaimana bertebaran di banyak menu thriller , melainkan soal penebusan kesalahan, dan itu yang membuatnya menarik. Bad Samaritan Melalui naskahnya, Brando...