Langsung ke konten utama

Ghost Stories (2017)

Dengan kata “ghost” pada judul serta dijual sebagai horor supernatural, dan ya, terdapat banyak sekali insiden mistis di dalamnya, siapa sangka Ghost Stories karya Andy Nyman dan Jeremy Dyson, yang disesuaikan dari pementasan berjudul sama garapan mereka, justru merupakan suguhan skeptis, setidaknya begitu menyentuh babak akhir. Bahkan ketika tokoh utamanya perlahan mulai mewaspadai keraguannya akan hal-hal gaib. Sekarang memang waktu yang sempurna bagi para skeptis melontarkan pertanyaan atas sebuah kepercayaan, terlebih kala makin banyak insan saling serang atas nama kepercayaan, atau tepatnya perbedaan kepercayaan di antara mereka.

Itu yang akan penonton pelajari wacana Profesor Phillip Goodman (Andy Nyman) melalui rekaman ala home video selaku pembuka filmnya, di mana ia mendeskripsikan bagaimana kepercayaan ayahnya, seorang penganut Yahudi taat, justru menghancurkan keutuhan keluarga. Sebabnya, sang ayah mengusir abang wanita Goodman akhir memacari lelaki Asia. Kita yang berpikiran cerah niscaya paham, permasalahan bukan di kepercayaannya, melainkan si penganut yang terlalu buta sampai sulit merangkul perbedaan. Tapi bagi Goodman yang terkena efek eksklusif dan hidup bersama konflik itu, tumbuh menjadi seorang skeptis yaitu kewajaran, meski tanpa sadar ia melaksanakan hal serupa ayahnya.
Goodman dikenal lewat program televisinya yang bertujuan membongkar penipuan berkedok hal-hal mistis maupun spiritual. Tujuannya baik, sayang, acap kali Goodman cenderung merendahkan orang-orang yang mempercayai sesuatu di luar nalar alias agama. Hingga suatu hari ia dihadapkan pada tiga kasus penguji skeptisme yang dianutnya. Ketiga kasus dengan kemasan layaknya antologi itu, meski tidak sepenuhnya mengerikan, masing-masing menyimpan paling tidak satu trik menakut-nakuti kreatif yang layak dikagumi. Pun formasi jump scare formulaiknya, dengan kuantitas secukupnya, tersaji efektif, kadang ditemani musik menghentak, kadang imbas bunyi mengejutkan macam besi yang beradu atau padamnya sumber listrik. Sisanya yaitu perjuangan membangun atmosfer menggunakan kesunyian serta tempo yang bakal menguji kesabaran penonton dengan preferensi horor berlaju cepat khas Hollywood.

Di sela-sela terornya, Ghost Stories mengingatkan penonton terhadap selera komedi hitam jajaran sineas Inggris yang bertebaran sepanjang durasi, yang alih-alih mendistraksi, malah memberi embel-embel energi, yang memuncak sewaktu Martin Freeman memasuki panggung di segmen ketiga, mencurahkan pesonanya. Awalnya tiap segmen nampak tak lebih dari kisah pendek horor familiar yang sesekali melempar pertanyaan, “apakah semuanya sungguh insiden supernatural atau dampak gangguan psikis tiap tokoh?”. Naskah buatan Nyman dan Dyson cukup solid guna memancing kemungkinan bahwa segalanya cuma ada di kepala ketiga narasumber, sama ibarat yang Goodman yakini. Sampai tatkala filmya mencapai babak akhir, kita pun menyadari teror-teror tersebut lebih mempunyai arti untuk Goodman ketimbang ketiga narasumbernya.
Saya takkan mengungkap isinya, tapi Ghost Stories menyimpan dua twist selaku penutup. Keduanya mengagumkan bila dilihat dari bagaimana Nyman dan Dyson terpelajar menebar detail petunjuk sepanjang film. Namun ketika twist pertama terasa mind blowing, seutuhnya mengubah arah kisah pun bersifat terapeutik untuk penokohan Goodmaan, twist kedua yaitu keklisean malas yang mengembalikan film ke akar skeptikalnya, dan hanya diselipkan untuk mengejutkan penonton, bukan menguatkan bangunan alur. Sebelum kejutan kedua merangsek masuk, saya berujar dalam hati, khawatir kisahnya bakal melangkah ke sana. Begitu  kekhawatiran itu jadi nyata, ingin rasanya segera meninggalkan bioskop.

Kejutan kesudahannya yaitu simplifikasi keseluruhan kisah yang susah payah dibangun, mengubah intisari dari perjalanan seorang laki-laki skeptis nan murung menemukan sesuatu di luar pemahamannya sembari berhadapan dengan masa kemudian traumatis menjadi penelusuran isi pikiran kacau seorang laki-laki murung yang dipenuhi rasa bersalah. Pondasi yang semenjak awal dibangun berakhir tak mempunyai kegunaan akhir ambisi mengejutkan penonton. Seolah tercetus dua inspirasi dalam otak Nyman dan Dyson, dan mereka tak bisa atau tak mau menentukan salah satu saja, walau kedua inspirasi tersebut tidak saling menguatkan kalau muncul beriringan. Tapi kalau anda termasuk penonton yang suka dikejutkan, tanpa peduli apakah kejutan itu perlu atau tidak, besar kemungkinan anda takkan menemukan masalah.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ringkasan Cerita Filim Bad Samaritan 2018

Ringkasan Cerita Filim Bad Samaritan 2018 Ringkasan Cerita Filim Bad Samaritan 2018 Ringkasan Cerita Filim Bad Samaritan 2018, Bad Samaritan menampilkan Robert Sheehan sebagai Sean Falco, sang protagonis yang bersama rekannya, Derek (Carlito Olivero), menjalankan agresi perampokan berkedok parkir valet di sebuah restoran. Modus operandinya, salah satu dari keduanya akan menyatroni rumah korban dengan memanfaatkan GPS dalam mobil, kemudian mengambil barang-barang kecil biar korban tak menyadari agresi tersebut. Sean dan Falco pikir metode itu menjamin mereka lolos, tapi tidak, lantaran Bad Samaritan memastikan kejahatan itu, serta hal-hal jelek lain yang Sean perbuat (sengaja/tidak, besar/kecil) akan mendapatkan balasan. Ini bukan soal justifikasi kriminalitas atau kebodohan muda-mudi yang berbuat tanpa pikir panjang, sebagaimana bertebaran di banyak menu thriller , melainkan soal penebusan kesalahan, dan itu yang membuatnya menarik. Bad Samaritan Melalui naskahnya, Brando...

The Ultimate Cure Gout Naturally in Home Trick

The Ultimate Cure Gout Naturally in Home Trick - There are plenty of methods someone can utilize to help eradicate gout. It needs to be treated properly in order to keep the pain at pain. If you wish to cure gout naturally, AgenBettingOnline.com AgenBettingOnline.com you want to understand how to continue to keep purines out of your entire body and the acid flushed. It is not advised to leave gout untreated for long since the disorder can worsen. Gout is the most frequent medical condition in regard to arthritis. Pseudo gout is a health condition that is often mistaken for gout. There are a number of different methods to deal with gout. You also need to learn how to recognize and treat Gout. If you're a drinker suffering with gout, then you're doing more damage than good. Thus, the reason behind gout is a physical condition that you can control. If you are afflicted with gout, then you are aware of how painful it can be. Gout is believed to be a painful k...

What You Can Do About Tips to Fight Depression Fatigue Beginning in the Next 5 Minutes

What You Can Do About Tips to Fight Depression Fatigue Beginning in the Next 5 Minutes - If you believe you could be experiencing depression, then it is essential that you look for assistance from your physician or a trained health professional. Depression is so common a good deal of folks have a tendency to self-diagnose. Depression on males may have different indicators and symptoms in comparison to women. AgenBettingOnline.com AgenBettingOnline.com Tips to Fight Depression Fatigue: No Longer a Mystery Anxiety attacks are only the human body's natural primeval reaction to a scenario where it (wrongly) perceives you to be in danger. If you think that you're experiencing anxiety attacks, it's best that you seek the assistance of a medical professional the earliest possible time so he can help you treat anxiety attacks. There are natural methods to take care of anxiety attacks, or even better, refrain them from coming from the blue. When you're un...