Langsung ke konten utama

El (2018)

Dafychi (Aurelie Moeremans) yaitu gadis berkepribadian ganda, kondisi yang membuatnya dianggap aneh dan ditakuti teman-teman sekolahnya. Mario (Achmad Megantara) yaitu pengusaha muda sukses yang galak, perilaku yang membuatnya dianggap aneh dan ditakuti para bawahan. Keduanya bertemu, jatuh cinta, kemudian saling menyembuhkan kondisi masing-masing. Gangguan psikis Dafychi si gadis bandel—yang tiap mendengar suara ledakan bakal menjelma Dafyna si gadis manis—bisa dipahami. Sebuah stress berat menekannya. Tapi Mario? Dia kaya, sukses dalam bisnis, pun tak kekurangan kasih, lantaran meski eksentrik, sang ibu (Meriam Bellina) menyayanginya. Mengapa ia begitu sinis, bahkan kadang bagai tanpa perasaan?

Haruskah ada alasan di balik karakteristik Mario itu? Tidak juga. Masalahnya terletak pada konsistensi. Apa Mario seorang anti-sosial? Melihat antusiasmenya kala kembali bertemu si mitra lama, Ando (Dimaz Andrean), rasanya tidak. Walau gangguan psikologis dimiliki Dafychi, Mario justru lebih sulit dipahami. Di suatu malam, Mario dan Dafychi bertemu Alena (Dara Warganegara), mantan pacar Mario yang masih kukuh mengejarnya. Alena memamerkan pacar barunya (jelas guna memanas-manasi sang mantan), yang Mario balas dengan mengenalkan Dafychi sebagai “adiknya Ando”. Itu kebodohan yang sulit dipercaya sanggup dilakukan laki-laki dengan pengalaman pacaran tidak nihil.
Tapi Djaumil Aurora (Mata Dewa, Bunda: Kisah Cinta 2 Kodi), yang bertugas menulis naskah pembiasaan novel berjudul sama karya Luluk HF, bisa berdalih bahwa hal di atas tidak mustahil. Ya, saya akui probabilitasnya belum mencapai 0%. Saya menentukan ikut serta, pasrah mau dibawa ke mana oleh EL. Saya cuma berharap disuguhi komedi-romansa manis, menggelitik, nan bernyawa. Potensi komedinya besar. Bayangkan tokoh sekaku Mario disandingkan dengan gadis “seliar” Dafychi. Belum lagi ketika dihadapkan pada perubahan drastis pada kepribadian Dafychi-Dafyna. Beberapa comic timing agak kacau jawaban penyuntingan acak-acakan yang didasari niatan menyusun tempo cepat, namun justru berakhir tak memberi kesempatan penonton meresapi kelucuannya.

Untung tidak seluruhnya demikian. Beberapa bisa memancing tawa, meski lebih disebabkan energi seorang Aurelie. Energi yang begitu tinggi hingga naskah, penyutradaraan Findo Purwono HW (Suster Keramas 2, Eyang Kubur), maupun akting Achmad Megantara tak bisa mengimbangi demi membuat dinamika yang saling mengisi. Sang aktris bangkit seorang diri menopang filmnya dari keruntuhan total. Bicara soal pasangannya, Achmad Megantara berusaha amat keras, acap kali terlampau keras malah, untuk terlihat, terdengar, dan terasa sebagai laki-laki serius, ketus, kaku, juga keren. Segala tujuan itu tak ada yang tercapai lantaran penampilannya nampak dibuat-buat. Atau sosok aslinya memang demikian? Itu lebih celaka.
EL mengangkat masalah kepribadian ganda, yang sangat jarang dijamah perfilman negeri ini. Walau agak menyayangkan, saya tidak terkejut ketika mendapati filmnya urung memberi pemahaman gres terkait kondisi tersebut. Menjadi patut disayangkan tatkala keadaan unik itu gagal dimaksimalkan untuk menambah dinamika interaksi kedua tokoh utama. Paruh awalnya cukup menarik. Mario yang kerepotan menghadapi kebandelan Dafychi, kemudian disusul kemunculan Dafyna yang membuatnya semakin bingung. Memasuki paruh kedua, keliaran Dafychi justru ditekan, konflik pun bergeser ke ranah lebih generik. Apalagi bila bukan perihal kecemburuan dan cinta segitiga.

Ada satu sub-plot mengenai Sivia (Brigitta Cynthia), sahabat Dafychi di kelas sekaligus korban tindak kekerasan oleh sang ayah. Cerita sampingan ini hanya punya dua substansi: membuat titik puncak dan membuka jalan bagi terselesaikannya seluruh konflik. Setidaknya dari situ kita berkesempatan melihat Verdi Solaiman dalam salah satu kiprah antagonisnya yang paling simpel menyulut kebencian meski cuma muncul sejenak. Verdi dann Aurelie terang layak berada di film yang jauh lebih baik. Bahkan sesungguhnya, melihat bermacam-macam potensi yang ada, EL berhak memperoleh sanksi yang lebih mumpuni.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

The Ultimate Cure Gout Naturally in Home Trick

The Ultimate Cure Gout Naturally in Home Trick - There are plenty of methods someone can utilize to help eradicate gout. It needs to be treated properly in order to keep the pain at pain. If you wish to cure gout naturally, AgenBettingOnline.com AgenBettingOnline.com you want to understand how to continue to keep purines out of your entire body and the acid flushed. It is not advised to leave gout untreated for long since the disorder can worsen. Gout is the most frequent medical condition in regard to arthritis. Pseudo gout is a health condition that is often mistaken for gout. There are a number of different methods to deal with gout. You also need to learn how to recognize and treat Gout. If you're a drinker suffering with gout, then you're doing more damage than good. Thus, the reason behind gout is a physical condition that you can control. If you are afflicted with gout, then you are aware of how painful it can be. Gout is believed to be a painful k...

Ringkasan Cerita Filim Bad Samaritan 2018

Ringkasan Cerita Filim Bad Samaritan 2018 Ringkasan Cerita Filim Bad Samaritan 2018 Ringkasan Cerita Filim Bad Samaritan 2018, Bad Samaritan menampilkan Robert Sheehan sebagai Sean Falco, sang protagonis yang bersama rekannya, Derek (Carlito Olivero), menjalankan agresi perampokan berkedok parkir valet di sebuah restoran. Modus operandinya, salah satu dari keduanya akan menyatroni rumah korban dengan memanfaatkan GPS dalam mobil, kemudian mengambil barang-barang kecil biar korban tak menyadari agresi tersebut. Sean dan Falco pikir metode itu menjamin mereka lolos, tapi tidak, lantaran Bad Samaritan memastikan kejahatan itu, serta hal-hal jelek lain yang Sean perbuat (sengaja/tidak, besar/kecil) akan mendapatkan balasan. Ini bukan soal justifikasi kriminalitas atau kebodohan muda-mudi yang berbuat tanpa pikir panjang, sebagaimana bertebaran di banyak menu thriller , melainkan soal penebusan kesalahan, dan itu yang membuatnya menarik. Bad Samaritan Melalui naskahnya, Brando...

Choosing How to Use Bitcoin

Choosing How to Use Bitcoin - The use is a key-factor so, I believe whether any crypto enthusiast can enable the little retailer throughout the street to accept Bitcoin, the entire thing will begin growing. On the 1 hand, the use of Bitcoin is still quite limited, on the flip side, there's a danger of constantly carrying its digital money with it. AgenBettingOnline.com There's no need to use email or contact number. To begin with, you'll need to choose the quantity you want to buy. Put simply, it is a need to know basis. The very first step is to validate the idea depending on the hypothese. Just as it is a excellent concept to diversify in the stock market, it is a fantastic concept to diversify in crypto. In some instances, it may even be wise to have it notarized. When investing in crypto is a excellent notion to diversify, and investors have various techniques to do it. The point is to use the blockchain for a type of decentralized data confirmation serv...